Kamis, 25 Agustus 2011

Pemantauan Peredaran Makmin Menjelang Idul Fitri 1432 H

    Pemantauan peredaran makanan dan minuman menjelang Hari Raya Idul Fitri 1432 H dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan dengan tujuan : menjaga makanan dan minuman yang diedarkan memenuhi persyaratan kesehatan, melindungi masyarakat dari bahaya makanan dan minuman yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan.

Petugas Mencermati Label
     Kegiatan ini dilaksanakan pada Hari Rabu, tanggal 10 Agustus 2011 bersama dengan lintas sektor terkait yaitu : Jajaran Kesehatan, Disperindag, Polres, Humas Pemkab, Bagian Administrasi dan Perekonomian Pemkab, PKK dan Satpol PP dengan sasaran : makanam dan minuman tidak berijin (SP, PIRT, MD dan ML), makanan dan minuman yang kadaluarsa dan makanan minuman yang rusak.
      Adapun dasar hukum dari kegiatan pemantauan ini adalah :

di salah satu supermarket
  • UU RI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan 
  • UU RI No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
  • UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 
     Hasil dari pemantauan ini  ditemukan beberapa jenis makanan dan minuman yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan yaitu :
  • Makanan dan minuman kadaluarsa
  • Makanan dan minuman yang tidak berijin (SP, PIRT, MD dan ML)
  • Makanan dan minuman yang rusak 
     Dari hasil pemantauan ini dihimbau kepada konsumen/masyarakat agar lebih cermat dalam memilih produk makanan dan minuman dengan memperhatikan tanggal kadaluarsa, label perijinan yang resmi (SP, PIRT, MD dan ML) serta keadaan fisik dari makanan dan minuman tersebut. Sedangkan kepada pelaku usaha untuk lebih cermat dalam memperdagangkan makanan dan minuman yaitu dengan memperhatikan penataan yang benar dengan memisahkan antara produk makanan dan minuman dengan jenis produk lain. Menghimbau kepada pelaku usaha untuk lebih selektif dalam memperdagangkan makanan dan minuman dengan memperharikan label perijinan yang resmi serta tanggal kadaluarsa.

Pos Pengamanan Lebaran 2011/1432 H

     Menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri 1432 H yang diperkirakan akan jatuh pada Hari Selasa, 29 Agustus 2011, Pemerintah Kabupaten Magetan melakukan kegiatan pengamanan demi kelancaran dan keamanan arus lalulintas (baca : arus mudik) dengan mendirikan Pos Pengamanan Hari Raya Idul Fitri 1432 H.
     Kegiatan ini  melibatkan personel dari lintas sektor terkait yaitu : Polres, Dishubkominfo, Dinas Kesehatan, Kodim, Pramuka dan PMI. Pos Pengamanan disiapkan di 3 titik kerawanan lalulintas yaitu : Maospati , Pasar Baru Magetan dan Sarangan , dibuka 24 jam mulai H-7 sampai dengan H+7. Pos Kesehatan dari Dinas Kesehatan ini siap dengan 3 orang personel kesehatan dan ambulance. 
      Pos Kesehatan Maospati terletak di Pertigaan Maospati depan Terminal Maospati. Sebagai Koordinator Pos Kesehatan ini adalah Puskesmas Maospati sedangkan tim yang akan bertugas adalah sebagai berikut :
- Hari Selasa, 23 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Kawedanan dan Rejomulyo
- Hari Rabu, 24 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Karangrejo dan Kartoharjo
- Hari Kamis, 25 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Sukomoro dan Bendo
- Hari Jumat, 26 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Tebon dan Ngujung
- Hari Sabtu, 27 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Maospati dan Kawedanan
- Hari Minggu, 28 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Karangrejo dan Kartoharjo
- Hari Senin, 29 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Kartoharjo dan Sukomoro 
- Hari Selasa, 30 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Bendo dan Tebon
- Hari Rabu, 31 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Ngujung dan Maospati
- Hari Kamis, 1 September 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Kawedanan dan Maospati
- Hari Jumat, 2 September 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Karangrejo dan Kartoharjo
- Hari Sabtu, 3 September 2011 Tim  Kesehatan dari Puskesmas Sukomoro dan Bendo
- Hari Minggu, 4 September 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Ngujung dan Maospati 
- Hari Senin, 5 September 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Maospati dan Kawedanan
- Hari Selasa, 6 September 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Rejomulyo dan Karangrejo 
- Hari Rabu, 7 September 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Kartoharjo dan Sukomoro
Disiapkan pula tenaga kesehatan di Masjid Bintang Terminal Maospati, masjid transit, yang banyak digunakan oleh para pemudik untuk sholat dan beristirahat sejenak di masjid ini.


     Pos Pasar Baru berlokasi di dekat Pos Polisi Pasar Baru Magetan. Sebagai koordinator Tim Kesehatan adalah Puskesmas Candirejo, sedangkan tim yang akan bertugas adalah sebagai berikut :
- Hari Selasa, 23 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Parang dan Taji
- Hari Rabu, 24 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Gorang-Gareng Taji dan Panekan
- Hari Kamis, 25 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Tladan dan Takeran
- Hari Jumat, 26 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Candirejo dan Lembeyan
- Hari Sabtu, 27 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Taji dan Parang
- Hari Minggu, 28 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Panekan dan Gorang-Gareng Taji
- Hari Senin, 29 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Takeran dan Tladan
- Hari Selasa, 30 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Lembeyan dan Candirejo
- Hari Rabu, 31 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Parang dan Taji
- Hari Kamis, 1 September 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Gorang-Gareng Taji dan Panekan
- Hari Jumat, 2 September 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Tladan dan Takeran
- Hari Sabtu, 3 September 2011 Tim  Kesehatan dari Puskesmas Candirejo dan Lembeyan
- Hari Minggu, 4 September 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Taji dan Parang
- Hari Senin, 5 September 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Panekan dan Gorang-Gareng taji
- Hari Selasa, 6 September 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Takeran dan Tladan 
- Hari Rabu, 7 September 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Lembeyan dan Candirejo
     
     Pos Sarangan berlokasi di Perempatan Mandoran dekat loket masuk tempat wisata Telaga Sarangan. Sebagai koordinator Tim Kesehatan adalah Puskesmas Plaosan sedang tim yang akan bertugas adalah sebagai berikut :

- Hari Selasa, 23 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Poncol dan Plaosan
- Hari Rabu, 24 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Ngariboyo dan Plaosan
- Hari Kamis, 25 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Sidokerto dan Plaosan
- Hari Jumat, 26 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Sumberagung dan Plaosan
- Hari Sabtu, 27 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Poncol dan Plaosan
- Hari Minggu, 28 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Ngariboyo dan Plaosan
- Hari Senin, 29 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Sidokerto dan  Plaosan  
- Hari Selasa, 30 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Sumberagung dan Plaosan
- Hari Rabu, 31 Agustus 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Poncol dan Plaosan
- Hari Kamis, 1 September 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Ngariboyo dan Plaosan
- Hari Jumat, 2 September 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Sidokerto dan Plaosan
- Hari Sabtu, 3 September 2011 Tim  Kesehatan dari Puskesmas Sumberagung dan Plaosan
- Hari Minggu, 4 September 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Poncol dan  Plaosan  
- Hari Senin, 5 September 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Ngariboyo dan Plaosan
- Hari Selasa, 6 September 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Sidokerto dan  Plaosan  
- Hari Rabu, 7 September 2011 Tim Kesehatan dari Puskesmas Sumberagung dan Plaosan
    
    Untuk menunjang kelancaran dan kenyamanan para wisatawan yang akan memanfaatkan libur lebaran akan disiapkan pula HEALTH CENTRE di Puskesmas Wisata Sarangan yang dibuka 24 jam mulai tanggal 30 Agustus sampai dengan 4 September 2011.
     Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H, semoga Alloh SWT menerima seluruh amal ibadah kita di bulan Romadlon. Selamat mudik lebaran, selamat berjumpa dengan sanak saudara, semoga Alloh SWT meridloi silaturohmi yang kita jalin bersama. Amin.

Kamis, 18 Agustus 2011

Tim BSB di HUT Kemerdekaan RI ke-66

     Peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI ke-66 pada tanggal 17 Agustus 2011 yang bertepatan dengan tanggal 17 Romadhon 1432 H di pusatkan di Alon-alon Kabupaten Magetan. Upacara diikuti oleh karyawan-karyawati di lingkungan Pemkab Magetan, TNI-POLRI, pelajar dan mahasiswa.
     Untuk menunjang kelancaran dan keamanan acara ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan menurunkan Tim BSB (Brigade Siaga Bencana) dengan mendirikan Tenda Lapangan berukuran 6 x 12 meter yang dilengkapi dengan AC, 17 field bed, 10 orang tenaga kesehatan, obat-obatan serta 4 ambulance. Tim BSB ini juga dibantu oleh Tim Kesehatan dari Puskesmas Candirejo, Puskesmas Sumberagung dan PMI (Palang Merah Indonesia).
     Peringatan detik-detik Proklamasi dimulai pada pukul 10.00 wib dan selesai pada pukul 11.00 wib. Cuaca yang lumayan terik ditambah dengan kondisi peserta upacara yang kurang fit ini mengakibatkan peserta upacara tidak sanggup untuk mengikuti upacara sampai selesai. Diantara mereka ada yang mengundurkan diri karena kelelahan, pusing bahkan pingsan. Tercatat 22 siswa di rawat di Tenda Lapangan. Mereka dipersilahkan untuk beristirahat sampai kondisinya segar kembali, diperiksa, diberi obat dan dirujuk ke RSU jika diperlukan.
     Di akhir acara peserta disuguhi dengan atraksi baris-berbaris dari TNI-AD. Dirgahayu RI ke-66.MERDEKA ! 


Kamis, 11 Agustus 2011

Pondok Romadhon di SMP Negeri I Sidorejo

     Memenuhi Undangan dari SMP Negeri I Sidorejo Kecamatan Sidorejo Kabupaten Magetan pada Hari Jumat tanggal 12 Agustus 2011 jam 08.00 WIB Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan yang dalam hal ini diwakili oleh Bidang Pelayanan Kesehatan memberikan materi kesehatan pada Acara : Pondok Romadhon Tahun 2011.
     Adapun materi yang diberikan adalah tentang : Hubungan Puasa dan Kesehatan, Bahaya dan Akibat Penyalahgunaan NAPZA dan Bahaya Sex Bebas bagi Remaja.
Hubungan Puasa dan Kesehatan 
     Dikemas dalam judul "Menguak Rahasia  Puasa". Dalam materi ini disampaikan dalil-dalil yang berkaitan dengan aktivitas puasa baik dari Al-Quran maupun Hadits. Disampaikan pula tentang kebutuhan tubuh terhadap makanan dan manfaat puasa bagi kesehatan yaitu a.l untuk menormalkan fungsi jantung, mengistirahatkan hati, membakar lemak di bawah kulit, memfungsikan cadangan protein, merangsang hormon, mengistirahatkan organ pencernaan, mengobati penyakit, menghilangkan endapan racun di dalam tubuh, menyehatkan fungsi ginjal, mencerdaskan otak, mengobati diabetes, mengurangi resiko stroke, meningkatkan daya tahan tubuh, dan mencegah berkembangnya sel kanker.
Bahaya dan Akibat Penyalahgunaan NAPZA 
     Dalam materi ini dijelaskan tentang definisi NAPZA, jenis-jenis NAPZA, efek penggunaan NAPZA, mengenal bahaya jenis-jenis NAPZA yang sering disalahgunakan yaitu : heroin, ganja, ectasy, sabu-sabu, dan zat adiktif. Disampaikan juga tentang pengaruh alkohol terhadap perilaku, tahapan penyalahgunaan NAPZA, penyebab penyalahgunaan NAPZA, ketergantungan NAPZA, gejala kelebihan dosis, gejala putus obat, dan konsekuensi hukum. Diakhir materi ini disampaikan hal-hal yang dapat menjauhkan remaja dari NAPZA yaitu : menciptakan kegiatan positif, menciptakan suasana yang hangat dan bersahabat di rumah, dan menciptakan lingkungan yang memberi harapan, bantuan dan dukungan bagi yang telah terlanjur menggunakan.
Bahaya Sex Babas bagi Remaja 
     Pada materi ini disampaikan tentang definisi sex, sex dan permasalahannya, mata rantai permasalahan sex, bahaya sex bebas bagi remaja (baik dari sisi fisik, perilaku dan kejiwaan, sosial-ekonomi, bahaya keagamaan dan akhirat) dan penanggulangan sex bebas (meningkatkan ilmu dan keimanan, memilih teman dan media komunikasi yang baik, memanfaatkan waktu luang, berpuasa sunah dan cara-cara medis). 

disampaikan oleh : Siti Anisah Sholihati,SKep,Ners,MMKes

PONKESDES

Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014, maka pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan arah dan kebijakan pembangunan daerah yang dilakukan oleh semua potensi yang terdiri dari masyarakat, swasta, dan pemerintah secara sinergis dan berhasil guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Masyarakat sehat merupakan investasi yang sangat berguna untuk mencapai Visi Pembangunan di Jawa Timur yaitu : "Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia" dengan Misinya : "Makmur Bersama Wong Cilik"
Untuk mewujudkan Visi Pembangunan di Jawa Timur tersebut, perlu dilakukan pendekatan akses dan peningkatana kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di Jawa Timur. Salah satu programnya adalah pengembangan Pondok Bersalin Desa (Polindes) menjadi Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes) yang telah ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pondok Kesehatan Desa di Jawa Timur.
PONKESDES adalah sarana pelayanan kesehatan yang berada di desa atau kelurahan yang merupakan pengembangan dari Pondok Bersalin Desa (Polindes) sebagai jaringan Puskesmas dengan tenaga minimal perawat dan bidan dalam rangka mendekatkan akses dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
Visi Ponkesdes : "Terwujudnya Desa/Kelurahan Sehat Menuju Kecamatan Sehat". Visi tersebut merupakan pengembangan dari visi Puskesmas yakni terwujudnya kecamatan sehat.
Gambaran dari desa/kelurahan sehat adalah kondisi dimana suatu desa berada dalam lingkungan yang sehat masyarakatnya, berperilaku hidup bersih dan sehat, serta mudah menjangkau dan dijangkau pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Misi : Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka misi yang dilaksanakan adalah :
1. Menggerakkan masyarakat desa/kelurahan,agar menciptakan lingkungan desa/kelurahan yang sehat
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di desa/kelurahan
3. Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar di Ponkesdes
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,keluarga,masyarakat desa/kelurahan 
Tujuan Ponkesdes :
Tujuan  Ponkesdes adalah meningkatkan akses pelayanan kesehatan serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di desa/kelurahan agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya. 

Sumber : Standar Ponkesdes, Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2011 

 

Bimtek IKM Bidang Kesehatan


Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik terutama bidang kesehatan semakin meningkat. Bentuk respon tuntutan tersebut adalah munculnya aspirasi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas.
Berkaitan dengan hal tersebut, untuk mengetahui kinerja pelayanan kesehatan sebagai bagian dari aparatur pemerintah kepada masyarakat perlu dilakukan penilaian atas pendapat masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas melalui penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
Narasumber bersama Kadinkes dan Peserta Bimtek
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS), salah satu kegiatan dalam upaya meningkatkan pelayanan publik adalah menyusun Indeks Kepuasan Masyarakat sebagai tolok ukur terhadap optimalisasi kinerja pelayanan publik oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat. Amanat yang perlu dilakukan adalah melakukan kajian kualitas layanan publik untuk menghasilkan Indeks Kepuasan Masyarakat sebagai perwujudan Good Governance dalam bentuk akuntabilitas, transparansi, supremasi hukum serta menjawab kebutuhan masyarakat.
Berkaitan dengan hal tersebut Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan melalui Bidang Pelayanan Kesehatan melakukan Bimtek Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat. Adapun anggaran kegiatan bersumber dari Dana APBD Kabupaten Magetan Tahun 2011
Kegiatan ini dimaksud untuk : memberikan pemahaman kepada petugas kesehatan tentang IKM, unsur-unsur penilaian dalam IKM, langkah-langkah penyusunan IKM bidang kesehatan, dan penyusunan cheklist IKM untuk Puskesmas.
Peserta dalam kegiatan ini adalah 22 orang Kepala  Puskesmas dari 22 Puskesmas se-Kabupaten Magetan, dilaksanakan di Ruang Husada I dan II Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan Jl. Imam Bonjol No.4 Magetan pada tanggal 22 Juni 2011.
Materi pelatihan meliputi :
1. Pengertian IKM 
2. Sasaran IKM
3. Ruang Lingkup IKM
4. Manfaat IKM
5. Unsur-Unsur Penilaian dalam IKM
6. Langkah-langkah Penyusunan IKM
Disampaikan oleh Narasumber dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga yaitu :
1. DR.drg. Setya Haksama, M.Kes
2. Ratna Dwi Wulandari, SKM, M.Kes 
Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tersusunnya cheklist IKM untuk mengukur kepuasan pelanggan di Puskesmas. Diharapkan dengan terukurnya kepuasan pelanggan melalui IKM, penyedia sarana kesehatan dalam hal ini Puskesmas mampu meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

reported by : Dwi Hunun Pratiwi, Seksi Yankesdas,Khusus dan Rujukan

Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP)


Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat telah dibangun Puskesmas. Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggaraan pembangunanan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebagai (1) Pusat pembangunan wilayah berwawasan kesehatan ; (2) Pusat pemberdayaan masyarakat; (3) Pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer ; (4) Pusat pelayanan kesehatan perorangan primer.
Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, Puskesmas dilengkapi dengan insrumen manajemen yang terdiri dari (1) Perencanaan tingkat puskesmas ; (2) Lokakarya Mini puskemas ; (3) Penilaian kinerja puskesmas dan manajemen sumberdaya termasuk alat, obat, keuangan, tenaga dan aset, serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan yang disebut sistem informasi manajemen puskesmas (SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan (antara lain melalui penerapan quality assurance).
Mempertimbangkan rumusan pokok-pokok program dan program-program unggulan sebagaimana disebutkan dalam rencana srategis Kementrian Kesehatan dan spesifik daerah, maka area program yang akan menjadi prioritas di suatu daerah perlu dirumuskan secara spesifik oleh daerah sendiri demikian pula srategi dalam pencapaian tujuannya yang harus disesuaikan dengan masalah, kebutuhan serta potensi setempat.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan, mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut di atas, maka pedoman stratifikasi puskesmas yang telah dipergunakan selama ini telah disempurnakan, dan selanjutnya digunakan istilah Penilaian Kinerja Puskesmas.   
Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja/prestasi Puskesmas. Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat puskesmas, sebagai instrumen mawas diri karena setiap Puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian dinas kesehatan kabupaten/ kota melakukan verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan (khusus bagi Puskesmas yang telah mengembangkan mutu pelayanan) atas perhitungan seluruh puskesmas. Berdasarkan hasil vertifikasi, dinas kesehatan kabupaten / kota bersama Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas ke dalam kelompok I,II,III (baik, sedang, kurang) sesuai dengan pencapaian kinerjanya.
Pada setiap kelompok tersebut, dinas kesehatan kabupaten / kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja Puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapaian kinerjanya dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus. Adapun manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas yaitu :
Penghargaan untuk Kategori Cakupan, Manajemen, Mutu dan Yanpublik
  1. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kegiatan dibandingkan dengan target yang harus dicapainya
  2. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencapai penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas (out put dan out come).
  3. Puskesmas dan Dinas Kesehatan kabupaten/ kota dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya
  4. Dinas kesehatan kabupaten / kota dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan sumberdaya Puskesmas dan urgensi pembinaan Puskesmas. 
             Untuk pelaksanaan PKP di Kabupaten Magetan setiap tahun secara rutin diadakan Pelatihan PKP dalam rangka mengevaluasi instrument penilaian dan menetapkan pedoman yang akan dipakai untuk tahun berikutnya.

Rabu, 10 Agustus 2011

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

Menurut Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1, kesehatan merupakan hak asasi manusia dan investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu perlu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh agar terwujud masyarakat yang sehat, mandiri dan berkeadilan. Dalam pasal 34 disebutkan bahwa negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan umum yang layak yang salah satunya diwujudkan dengan dengan pembangunan Puskesmas dan jaringannya.

Puskesmas dan jaringannya sebagai fasilitas pelayanan kesehatan terdepan yang bertanggungjawab di wilayah kerjanya, saat ini keberadaannya sudah cukup merata. Sampai bulan Desember 2010 terdapat 8,967 Puskesmas dengan 22.273 Pustu serta 32.887 Poskesdes dan 266.827 Posyandu. Ke depan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan ini akan semakin ditingkatkan baik dari segi jumlah, pemerataan dan kualitasnya.

Namun demikian, masih terdapat berbagai masalah yang dihadapi oleh Puskesmas dan jaringannya dalam upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, antara lain adalah keterbatasan biaya operasional untuk pelayanan kesehatan. Beberapa pemerintah daerah mampu mencukupi kebutuhan biaya operasional kesehatan Puskesmas di daerahnya. Di saat yang sama, tidak sedikit pula, pemerintah daerah yang masih sangat terbatas dalam hal alokasi untuk biaya operasional Puskesmas di daerahnya. Sementara itu masih terjadi disparitas antar berbagai determinan sosial di masyarakat yang meliputi perbedaan antar wilayah, antar pendidikan masyarakat, antar sosial ekonomi masyarakat dan determinan sosial lainnya.

Berbagai upaya telah dan akan terus ditingkatkan baik oleh pemerintah daerah maupun pemerintah agar peran dan fungsi Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan dasar semakin meningkat. Dukungan pemerintah bertambah lagi dengan diluncurkannya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) bagi Puskesmas sebagai kegiatan inovatif di samping kegiatan lainnya seperti Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Persalinan (Jampersal). Penyaluran dana BOK merupakan salah satu bantuk tanggungjawab pemerintah dalam pembangunan kesehatan bagi masyarakat di pedesaan/kelurahan khususnya dalam meningkatkan upaya kesehatan promotif dan preventif guna tercapainya terget Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, sebagai tolok ukur urusan kewenangan wajib bidang kesehatan yang telah dilimpahkan oleh pemerintah kepada pemerintah daerah. Puskesmas sebagai salah satu pelaksana pelayanan bidang kesehatan juga mengemban amanat untuk mencapai target tersebut sehingga masyarakat akan mendapat pelayanan kesehatan yang semakin merata, berkualitas dan berkeadilan.

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) adalah bantuan dana dari pemerintah melalui Kementrian Kesehatan dalam membantu pemerintah kabupaten/kota melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan menuju Millenium Development Goals (MDGs) dengan meningkatkan kinerja Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif.

Tujuan Umum BOK :
Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat melalui kegiatan promotif dan preventif Puskesmas untuk mewujudkan pencapaian target SPM Bidang Kesehatan dan MDGs pada tahun 2015.

Tujuan Khusus :
  1. Meningkatnya cakupan Puskesmas dalam pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif
  2. Tersedianya dukungan biaya untuk upaya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif bagi masyarakat 
Sasaran :
  1. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
  2. Puskesmas dan jaringannya
  3. Poskesdes
  4. Posyandu  
Sumber : Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan, 2011 

    Bimtek Penanganan Cidera Olahraga




    Olahraga Kesehatan adalah olahraga untuk memelihara dan / atau untuk meningkatkan derajat kesehatan dinamis, sehingga orang bukan saja sehat dikala diam (sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam peri kehidupannya sehari-hari (sehat dinamis) yang bersifat rutin, maupun untuk keperluan rekreasi dan / atau mengatasi keadaan gawat-darurat. Olahraga adalah kebutuhan bagi setiap individu yang ingin kondisi tubuhnya selalu sehat dan fit, banyak sekali olahraga yang bisa kita lakukan, baik jenis olahraga yang dapat dilakukan seperti : jalan, jogging, senam aerobik, bola voli, sepak bola, pencak silat, karate, tinju dan masih banyak yang lainnya. Tetapi apabila di dalam melakukan olahraga ini tidak dengan pemanasan atau di lakukan secara benar maka itu akan menjadikan potensial cidera bagi pelakunya. Cidera Olah Raga adalah cidera pada sistem otot dan rangka tubuh yang disebabkan oleh kegiatan olah raga.
    Pengarahan dari Narasumber
         Berkenaan dengan upaya peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat maka pada tahun 2011 Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan mengadakan bimbingan teknis untuk penanganan cidera olahraga dengan Tim Panitia berasal dari Bidang Pelayanan Kesehatan. Adapun Anggaran diperoleh dari APBD Kabupaten Magetan Tahun 2011.
         Bimbingan Teknis ini diikuti oleh 30 orang tenaga kesehatan terdiri dari Dokter Umum dan Perawat yang berasal dari Puskesmas di Kabupaten Magetan. Dilaksanakan di Ruang Husada II Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, Jl. Imam Bonjol No.4 Magetan , pada Hari Senin, 13 Juni 2011 dengan Narasumber dari Sport Clinic RSUD dr.Soetomo Surabaya yakni : 
    1.       Dr. Paulus Rahardjo, Sp.Rad-K      
    2.       Dr. Dwikora Novembri U, Sp.OT-K  
    3.       Dr. Damayanti Tinduh, Sp KFR    
    Adapun Materi Pelatihan meliputi :
    1.      Identifikasi Faktor Resiko Cidera Olahraga
    2.      Pencitraan pada Cidera Olahraga
    3.      Penanganan Cidera Olahraga

    reported by : Dwi Hunun Pratiwi, Seksi Yankes Dasar, Khusus dan Rujukan  



    Pelatihan ACLS


      Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat perlu dilakukan serangkaian kegiatan yang menjamin dilaksanakannya pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang sesuai dengan standar. Kabupaten Magetan dengan 22 Puskesmas diantaranya terdiri dari 17 Puskesmas dengan UGD 24 jam membutuhkan tenaga medis yang mempunyai kompetensi ACLS ( Advantage Cardio Life Support / Bantuan Hidup Jantung Lanjut)
    Peserta Serius Mengikuti Pelatihan
         Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan melalui Bidang Pelayanan Kesehatan membekali tenaga medis di Puskesmas dengan kompetensi seperti tersebut di atas dengan menyelenggarakan Pelatihan ACLS ( Advantage Cardio Life Support ). Kegiatan ini dibiayai oleh APBD Pemkab. Magetan Tahun Anggaran 2011.
    Pelatihan ACLS diikuti oleh 30 orang tenaga medis (dokter) yang sebelumnya telah mendapatkan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar  (BLS) dan Pelatihan Penanganan Gawat Darurat (PPGD). Pelatihan ACLS dilaksanakan pada pertengahan bulan Juli 2011 dengan Tim Pelatih dari PERKI (  Persatuan Ahli Kardiovaskular Indonesia) Surabaya. 
    Adapun Tim Pelatih adalah :
    1.      Dr. Samuel Sudanawijaya, SpJP, FIHA
    2.      Dr. Evit Ruspiono, SpJP, FIHA
    3.      Dr. Setyo Utomo, SpJP, FIHA
    4.      Dr. Bambang Pujo Semedi, SpAN
    5.      Herry Adi Priyatno, ST
    Sedangkan Materi Pelatihan meliputi :  
    a.    Pretest
    b.    Materi :
          1.      BLS Algorythm
          2.      ECG dan Arrhythmia
          3.      Sindrome Koroner Akut
          4.      Pulseless VT/VF, PEA, Asystole
          5.      Perawatan Pasca Henti Jantung
          6.      Airway management
          7.      Skill Station 1,2,3,4
          8.      Bradikardia
          9.      Takikardia Algorythm
         10.     Hipotensi/Syok dan Edema Paru Akut
         11.     Megacode 1,2
         12.     Test Magacode
    c.   Post test
         
         Dengan meningkatnya  kompetensi petugas diharapkan Puskesmas mampu memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat sesuai standar.

    reported by : Hunun, Seksi Yankesdas, Khusus dan Rujukan